
GAZA | PROGRESIFMEDIA.ID – Sedikitnya 92 warga Palestina tewas ketika pasukan Israel menembaki kerumunan pencari bantuan di Gaza utara dan selatan, di tengah krisis kelaparan yang terus memburuk. Insiden berdarah ini terjadi saat ribuan warga berkumpul untuk mendapatkan tepung dari konvoi bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin, 21 Juli 2025.
Dikutip dari laporan Al Jazeera, 79 orang dilaporkan tewas di wilayah Zikim, Gaza utara, setelah ditembak oleh pasukan Israel. Di wilayah selatan, sembilan orang tewas di Rafah, lokasi yang sehari sebelumnya mencatat 36 korban jiwa, serta empat orang lainnya tewas di Khan Younis, menurut laporan dari Pertahanan Sipil Palestina.
Keterangan medis menyebutkan para korban merupakan warga sipil yang mencoba mengakses bantuan pangan di tengah blokade total Israel dan runtuhnya sistem distribusi kemanusiaan.
Rizeq Betaar, warga yang selamat dari serangan di Zikim, menggambarkan kondisi mengenaskan saat membantu korban luka dengan sepeda karena tidak adanya ambulans di lokasi.
“Kami melihat pemuda ini tergeletak di tanah, dan kamilah yang menggendongnya dengan sepeda. Kami berusaha membantunya. Tapi tidak ada apa-apa,” ujarnya. “Tidak ada ambulans, tidak ada makanan, tidak ada kehidupan, tidak ada cara untuk bertahan hidup lagi. Kami hampir tidak bisa bertahan.”
Korban selamat lainnya, Osama Marouf, mengevakuasi seorang pria lanjut usia yang ikut tertembak saat mencari tepung.
“Kami membawa seorang kakek dari Zikim. Dia pergi hanya untuk membeli tepung,” kata Marouf. “Saya mencoba menyelamatkannya dengan sepeda – saya bahkan tidak menginginkan tepung lagi, dia sudah seperti ayah saya, kakek ini. Semoga Tuhan memberi saya kekuatan untuk berbuat baik. Dan semoga kesulitan ini tidak berlangsung lama.”
Militer Israel mengakui melakukan penembakan, dengan menyebut bahwa pasukan melepaskan “tembakan peringatan untuk menghilangkan ancaman langsung terhadap pasukan” di Gaza utara. Namun, mereka tidak memberikan bukti atau rincian tentang ancaman yang dimaksud dan membantah jumlah korban yang tinggi.
Insiden ini menjadi potret tragis dari kondisi kemanusiaan Gaza yang terus memburuk, di mana warga menghadapi kombinasi mematikan antara blokade, kelaparan, dan minimnya akses bantuan kemanusiaan.
Sumber: Aljazeera.com