
JAKARTA | PROGRESIFMEDIA.ID – Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman, menyoroti munculnya luapan emosi dan amarah masyarakat belakangan ini. Menurutnya, kondisi tersebut boleh jadi timbul akibat kurangnya kepekaan para pejabat publik di tengah kehidupan rakyat.
“Luapan emosi dan amarah yang terjadi belakangan ini, boleh jadi timbul akibat kurangnya kepekaan kita para pejabat publik di tengah masyarakat. Luapannya semakin ‘berkobar’ setelah berbagai tingkah polah pejabat publik yang tidak sepatutnya dipertunjukkan,” tulis Sohibul dalam akun media sosialnya.
Ia menegaskan, pejabat publik harus senantiasa menjaga hubungan harmonis dengan seluruh lapisan masyarakat dalam kondisi dan situasi apa pun. Namun, ia mengingatkan, hubungan itu bisa terganggu oleh satu hal yang tampak sepele tetapi berdampak besar, yakni gaya hidup.
“Sebagai pejabat publik, penting bagi kita untuk senantiasa menjaga hubungan yang harmonis dengan seluruh lapisan masyarakat dalam kondisi dan situasi apa pun. Hubungan tersebut bisa terganggu oleh satu hal yang terkesan sepele, tetapi sejatinya punya dampak yang luar biasa besar, yakni gaya hidup,” ujarnya.
Menurut Sohibul, pejabat publik harus mawas diri dan menumbuhkan kepekaan untuk tidak bergaya hidup mewah, terlebih mempertontonkannya ke publik. “Karena hal tersebut sangat berpotensi melukai perasaan masyarakat yang tengah berjuang hebat untuk hidupnya, dan juga keluarganya. Selain itu, hal tersebut juga tentu akan menimbulkan kesan eksklusif dan pejabat publik jauh dari akar rumput,” tegasnya.
Ia menilai, gaya hidup berlebihan justru bisa memperlebar jarak antara pejabat dengan rakyat. Kepekaan terhadap situasi sosial ekonomi masyarakat menjadi salah satu kunci menjaga kedekatan tersebut.
“Maka dari itu, ini menjadi pengingat bagi kita semua, khususnya saya pribadi dan juga seluruh pejabat publik PKS, mari kita terus berupaya untuk memperbaiki diri dan menjadi pejabat publik yang dekat di hati rakyat,” pungkasnya.
Pernyataan Sohibul ini menjadi refleksi di tengah situasi negara saat ini, di mana sikap sederhana dan peka dinilai masyarakat lebih penting daripada sekadar simbol jabatan.