
KOTA SERANG | PROGRESIFMEDIA.ID – Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten Lukman menyatakan penyegelan akses menuju SMA Negeri Kota Tangerang Selatan oleh warga Pamulang merupakan bentuk kekecewaan atas hasil seleksi sistem penerimaan murid baru (SPMB) 2025.
”Sudah selesai, itu bentuk kekecewaan warga, karena sekolah itu berada di ujung kampung. Di depannya ada portal, dan itu memang spontanitas warga saja,” ujarnya di Kota Serang, Rabu, menanggapi aksi pemasangan portal jalan warga di kawasan Pamulang Permai.
Menurut Lukman, warga merasa anak-anak mereka tidak mendapatkan tempat di SMPI maupun SMA Negeri di sekitar tempat mereka tinggal, meski domisili mereka sangat dekat dan memenuhi kriteria dari sekolah. Di sekitar kawasan tersebut terdapat SMPN 4, SMPN 17, dan SMAN 6.
”Mereka kecewa karena tidak lolos masuk ke SMP, juga tidak diterima di SMA. Akhirnya satu jalur ditutup, ya dipasang portal,” ujarnya.
Lukman mengklain persolana tersebut telah ditangani dan dan sembilan siswa yang tidak tertampung di SMAN 6 Tangsel telah disalurkan ke sekolah swasta sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ia berharap penyakuran tersebut menjadi solusi jangka pendek atas dinamika SPMB di wilayah padat penduduk.
”Di SMA Negeri 6 Tangsel itu ada sembilan siswa yang tidak diterima di sekolah negeri. Mereka sudah kami salurkan ke sekolah swasta sesuai ketentuan. Insya Allah persoalan ini sudah bisa diselesaikan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Lukma menyoroti lemahnya sosialisasi mekanisme SPMB sebagai salah satu pemicu utama kekecewaan warga. Menurutnya, banyak warga sekitar sekolah tidak menerima informasi yang cukup mengenai tahapan dan sistem zonasi.
”Banyak warga yang merasa tidak diundang sosialisasi, hanya sebagian kecil yang tahu. Informasi tidak tersampaikan secara menyeluruh, sehingga muncul asumsi dan kekecewaan. Ini akan menjadi catatan penting kami ke depan,” ucapnya.
Dindikbud Banten, kata Lukman, akan melakukan evaluasi secara menyeluruh atas proses SPMB ini baik di tingkat dibas, Kantor Cabang Dinas (KCD), maupun internal sekolah. Komunikasi yang lebuh baik dengan masyarakat akan menjadi prioritas pembenahan tahun depan.
”Ke depan, komunikasi dan koordinasi dari kami ke sekolah, dari sekolah ke masyarakat harus lebih baik lagi. Sosialisasi juga harua lebih masih, khususnya di wilayah sekitar sekolah,” kata dia.
Sebelumnya, warga RW 10 di Pamulang Barat, Tangerang Selatan, menutup akses pintu masuk SMAN 6 Kota Tangsel pada Kamis (4/7) sebagai protes terhadap pelaksanaab SPMB 2025 jalus zonasi (Domisili). Meskupun lokasi tempat tinggal mereka dekat dengan sekolah, anak-anak mereka tidak diterima di sekolah tersebut.
Sumber: ANTARAnews