
KOTA SERANG | PROGRESIFMEDIA.ID – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten Kelompok 80 menggelar penyuluhan bertema “Remaja Sehat Tanpa Narkoba: Sehat Fisik, Mental, dan Sosial” di SMK PGRI 4 Walantaka, Kota Serang. Kegiatan ini mendapat sambutan antusias dari para siswa-siswi yang hadir, sebagai bentuk kepedulian terhadap bahaya narkoba di kalangan remaja.
Acara dibuka oleh Ketua KUKERTA Kelompok 80, Zahwa Adienda Parsyach, bersama perwakilan dari Polres Walantaka dan Kepala Sekolah SMK PGRI 4 Walantaka, Guntur, S.E.
“Penting bagi generasi muda untuk menyadari sejak dini bahaya narkoba. Remaja hari ini adalah pemimpin masa depan. Maka, kita harus mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi tanpa narkoba,” ujar Zahwa dalam sambutannya.
Kegiatan dilanjutkan dengan arahan dari Ryo, perwakilan Badan Narkotika Nasional (BNN), yang mendorong para pelajar untuk menjadi pelopor lingkungan sehat dan berani menolak penyalahgunaan zat adiktif.
“Pencegahan lebih penting daripada penindakan. Jika para pelajar sudah paham dan sadar, maka kemungkinan terpapar narkoba akan jauh lebih kecil,” jelas Ryo saat memberikan materi motivasi.
Sesi inti penyuluhan disampaikan oleh Rio Prayoga Wanadri, yang memberikan edukasi secara mendalam dan interaktif. Ia memaparkan kepanjangan dari narkoba, yaitu Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya. Rio menjelaskan beberapa jenis narkoba yang umum beredar di masyarakat, di antaranya:
Narkotika: heroin, morfin, ganja
Psikotropika: ekstasi, sabu-sabu (metamfetamin), LSD
Bahan adiktif lainnya: lem, alkohol, dan zat kimia berbahaya lainnya
Ia juga menguraikan berbagai dampak negatif narkoba terhadap kesehatan tubuh, seperti kerusakan paru-paru, jantung, dan otak, serta gangguan sistem saraf dan penurunan daya tahan tubuh. Dari sisi psikologis, narkoba dapat menimbulkan kecemasan, depresi, halusinasi, hingga gangguan jiwa berat.
“Bukan hanya tubuh yang rusak, narkoba juga menghancurkan masa depan. Banyak yang putus sekolah, kehilangan keluarga, hingga terseret dalam tindak kriminal akibat penyalahgunaan narkoba,” terang Rio.
Materi disampaikan dengan pendekatan yang komunikatif dan sesuai dengan realitas remaja, sehingga para siswa terlihat fokus dan aktif berpartisipasi. Dalam sesi tanya jawab, banyak peserta yang mengajukan pertanyaan kritis dan berbagi pandangan pribadi.
Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan hadiah kepada siswa yang aktif dalam diskusi.
Kegiatan ini menjadi langkah konkret mahasiswa KUKERTA Kelompok 80 dalam berkontribusi bagi masyarakat, khususnya dalam meningkatkan kesadaran pelajar akan bahaya narkoba.
“Kami berharap para pelajar bisa menjadi agen perubahan di lingkungan sekolah dan masyarakat, serta menjaga diri dari penyalahgunaan narkoba,” tutup Zahwa.
Editor: Wahyu Kurniawan