
BANDAR LAMPUNG|PROGRESIFMEDIA.ID — Pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di kawasan pusat Kota Bandar Lampung menuai beragam respons dari masyarakat. Mulai dari aparat pemerintah, mahasiswa, hingga warga sekitar memberikan pandangan berbeda terhadap keberadaan infrastruktur tersebut.
Hendri Fauzi, anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), menyambut positif pembangunan JPO tersebut.
“Secara tampilan, JPO ini terlihat lebih baik,” ujarnya singkat saat ditemui di lokasi. (5/7/2025)
Namun, tidak semua pihak sependapat. Rahel, seorang mahasiswa, menganggap pembangunan JPO merupakan langkah maju, tetapi menilai ada kebutuhan lain yang lebih mendesak.
“Menurut saya tidak masalah, tapi seharusnya pemerintah lebih dulu memprioritaskan perbaikan jalan di Bandar Lampung yang masih banyak rusak,” katanya.
Ardi, juru parkir di sekitar lokasi, menilai JPO cukup fungsional. Namun ia mencatat bahwa saat ini jembatan tersebut lebih sering dimanfaatkan sebagai tempat bersantai.
“JPO ini bagus untuk penyeberangan, tapi sekarang justru banyak yang datang hanya untuk nongkrong, foto-foto, atau selfie. Saya juga bingung, mereka datang dari mana,” tuturnya.
Kritik lebih tajam disampaikan Amelia (40), warga Teluk Betung. Ia menilai JPO tersebut kurang inklusif dan terkesan hanya mengakomodasi kepentingan tertentu.
“Awalnya saya belum pernah ke sana. Tapi setelah melihat langsung, kesannya JPO ini dibangun untuk kalangan tertentu. Akses masuk dan turunnya langsung ke kantor, bukan ke jalan umum. Jadi terlihat seperti hanya untuk pegawai kantor yang ingin ke masjid,” ucapnya.
Pembangunan JPO ini memang menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, kehadirannya dianggap mampu meningkatkan keselamatan pejalan kaki. Namun di sisi lain, sebagian masyarakat menilai bahwa pembangunan infrastruktur dasar lainnya masih lebih urgen dan perlu menjadi prioritas utama pemerintah daerah.