
JAKARTA | PROGRESIFMEDIA.ID – Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (Himpasiling UI) mengapresiasi capaian PAM JAYA dalam memperluas akses air perpipaan di Jakarta sejak pengambilalihan penuh pengelolaan dari pihak swasta pada 2023. Meski demikian, Himpasiling UI menekankan pentingnya prinsip keadilan sumber daya air agar manfaat layanan dapat dirasakan seluruh warga tanpa kesenjangan.
Data PAM JAYA mencatat, hingga Juni 2025 jumlah sambungan rumah (SR) melonjak lebih dari 2,5 kali lipat menjadi 95.699 SR. Cakupan layanan meningkat hingga 72,69%, dengan tambahan panjang jaringan pipa mencapai 12.600 km dan kapasitas produksi naik dari 20.757 liter per detik menjadi 22.651 liter per detik.
Ketua Himpasiling UI, Aldi Agus Setiawan, menyebutkan capaian tersebut merupakan kemajuan signifikan dalam pemenuhan hak masyarakat atas air bersih.
“Kami mengapresiasi langkah cepat PAM JAYA dalam memperluas akses dan meningkatkan kapasitas infrastruktur. Ini bukti bahwa pengelolaan publik mampu memberikan kinerja positif,” ujarnya pada Kamis (14/8).

Namun, Aldi menegaskan, masih ada sekitar 27% warga Jakarta yang belum terlayani air perpipaan dan bergantung pada sumber alternatif yang kerap lebih mahal atau tidak terjamin kualitasnya. Ia mencontohkan di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara, cakupan layanan hanya sekitar 60,1%, sehingga sebagian warga harus membeli air dari pemasok swasta dengan biaya hingga Rp600.000 per bulan.
“Keadilan air tidak berhenti pada angka cakupan. Pemprov DKI Jakarta dan PAM JAYA perlu memastikan distribusi merata, memprioritaskan sambungan di wilayah terpinggirkan, menetapkan tarif yang melindungi rumah tangga miskin, dan membuka data prioritas pembangunan jaringan secara transparan,” tegasnya.
Himpasiling UI menekankan bahwa air bersih merupakan hak asasi manusia sebagaimana ditegaskan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Karena itu, penyediaannya harus mengedepankan keterjangkauan, keamanan, dan akses setara bagi semua lapisan masyarakat.