
TANGERANG | PROGRESIFMEDIA.ID – Gubernur Banten Andra Soni menegaskan pentingnya pemeriksaan kesehatan sebagai langkah pencegahan dan deteksi dini masalah kesehatan pada anak usia sekolah. Hal ini ia sampaikan saat mendampingi Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Menkomdigi RI), Meutya Viada Hafid, dalam acara Kick-off Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah di SMP Katolik Penabur, Kelapa Gading Barat, Pakulonan Barat, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, (4/8).
Menurut Andra, dalam tiga hari terakhir, program CKG Sekolah telah menjangkau ribuan siswa dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK, hingga Sekolah Khusus (SKh) di Provinsi Banten.
“Pelaksanaan program ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, serta petugas Puskesmas yang langsung turun ke lapangan,” ujarnya.
Andra menegaskan bahwa pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting karena sering kali masyarakat baru menyadari pentingnya ketika sudah jatuh sakit.
“Dengan program ini, kita bisa mendeteksi lebih awal gangguan kesehatan yang mungkin dialami siswa. Ini bagian dari upaya nyata membangun generasi sehat sejak dini,” katanya.
Ia juga menjelaskan, pemerintah provinsi bertanggung jawab atas satuan pendidikan tingkat SMA, SMK, dan SKh, sementara SD dan SMP berada di bawah kewenangan pemerintah kabupaten/kota. Meski demikian, kolaborasi lintas level pemerintahan dilakukan tanpa batasan kewenangan.
“Kami optimistis program ini akan memberi dampak besar. Dengan kerja sama kuat antara pusat dan daerah, target nasional 53 juta siswa dapat tercapai, dan anak-anak Indonesia tumbuh lebih sehat,” tambahnya.
Sementara itu, Menkomdigi RI Meutya Viada Hafid menyampaikan bahwa program CKG Sekolah merupakan salah satu prioritas nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
“Sebanyak 16 juta masyarakat Indonesia telah mengikuti cek kesehatan gratis sebelumnya. Sekarang kita menargetkan 53 juta siswa dari Sabang sampai Merauke, tanpa ada yang tertinggal,” ujarnya.
Meutya juga menjelaskan bahwa peran kementeriannya adalah memastikan komunikasi publik berjalan dengan baik serta memperkuat sistem pendataan digital agar data kesehatan siswa bisa terintegrasi secara nasional.
“Kami melihat langsung proses pemeriksaan, salah satunya adalah pemeriksaan mata. Ternyata, gangguan penglihatan akibat paparan gadget menjadi salah satu masalah yang paling sering ditemukan,” ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti, menambahkan bahwa sejak tiga hari sebelum acara kick-off, program ini sudah menjangkau 96.415 siswa di Banten.
“Program ini tidak hanya menyasar siswa sekolah formal, tapi juga mencakup anak yang tidak bersekolah, santri di pondok pesantren, dan pelajar di sekolah agama,” jelasnya.
Menurut Ati, petugas kesehatan datang langsung ke sekolah untuk melakukan pemeriksaan, sementara anak-anak di luar sekolah dapat memanfaatkan layanan di Puskesmas atau melalui kegiatan komunitas.
“Hasil awal menunjukkan kondisi kesehatan siswa secara umum cukup baik. Gangguan yang paling banyak ditemukan adalah gangguan penglihatan jarak jauh pada siswa SMP dan SMA, caries gigi pada anak SD, serta anemia pada remaja putri. Namun, untuk anemia, hasil laboratorium masih ditunggu,” pungkasnya.
Sumber: Bantenprov.go.id