
SERANG| PROGRESIFMEDIA.ID – Menteri Koordinator Bidang Pangan sekaligus Ketua Satgas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Cs-137, Zulkifli Hasan, mengungkap adanya temuan produk udang yang tercemar zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
“Sehingga kita bisa melakukan proses penanganan atau dekontaminasi secara cepat,” ujar Zulkifli, Rabu (1/10).
Zulkifli menegaskan, kasus ini terbatas hanya di Banten dan tidak berdampak pada pasokan udang nasional. Ia memastikan produk udang Indonesia tetap aman dikonsumsi dan masih berdaya saing di pasar global.
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah melakukan ekspor ulang 14 kontainer scrap besi yang terdeteksi mengandung Cs-137 dari Pelabuhan Tanjung Priok. Selain itu, sembilan kontainer tambahan dari Filipina juga akan segera dikirim kembali.
“Kalau kontainernya masuk muatannya udang, itu bisa tercemar udangnya. Nanti muat apa lagi, itu kan berbahaya,” tegas Zulhas.
Temuan ini mencuat setelah FDA Amerika Serikat menyatakan udang beku asal Indonesia terkontaminasi Cs-137. Pemerintah Indonesia, kata Zulhas, telah berkoordinasi dengan komunitas internasional, termasuk AS dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas.
Dalam kesempatan terpisah, Staf Ahli Kemenko Pangan Bara Khrishna Hasibuan menjelaskan hasil investigasi awal. Kontaminasi Cs-137 diduga berasal dari PT Peter Metal Technology (PMT), pabrik baja di kawasan Cikande yang menggunakan bahan baku scrap besi.
“Karena sifatnya airborne, kontaminasi bisa terbawa angin. Fasilitas pengemasan udang milik PT Bahari Makmur Sejati (BMS) jaraknya tidak sampai dua kilometer dari pabrik baja tersebut,” jelas Bara.
Paparan Cs-137, lanjutnya, terdeteksi bukan hanya pada kemasan udang, tetapi juga kontainer pengiriman yang digunakan.