
KOTA SERANG | PROGRESIFMEDIA.ID – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) Reguler Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten dari Kelompok 55 melaksanakan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mini di Kampung Perahmatan, Desa Cilowong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, pada Rabu (23/7/2025).
Program ini merupakan bentuk respons terhadap minimnya akses pendidikan usia dini di wilayah tersebut.
Saat melakukan survei dan observasi awal, para mahasiswa menemukan bahwa warga Kampung Perahmatan menghadapi berbagai tantangan, khususnya dalam bidang pendidikan. Salah satu masalah utama adalah tidak tersedianya fasilitas PAUD atau Taman Kanak-Kanak (TK) di lingkungan setempat.
“Mayoritas anak-anak di sini langsung masuk SD tanpa pernah merasakan pendidikan usia dini. Mereka banyak yang belum bisa membaca, menulis, bahkan mengenali huruf dan angka ketika masuk kelas 1 SD,” jelas Firman, salah satu mahasiswa KUKERTA 55.
Melihat kondisi tersebut, Kelompok 55 berinisiatif mendirikan PAUD Mini yang berpusat di posko KUKERTA sebagai tempat belajar sederhana namun ramah anak. Kegiatan belajar dilakukan setiap Senin hingga Kamis dengan pendekatan “belajar sambil bermain”.
“Materi yang diajarkan meliputi pengenalan huruf, angka, warna, bentuk, lagu anak-anak, gerak tubuh, aktivitas mewarnai dan menggambar, serta kegiatan motorik kasar dan halus,” tambahnya.
Sebanyak 10 anak berusia 3 hingga 6 tahun ikut serta dalam program ini. Para orang tua juga dilibatkan dalam kegiatan pendampingan anak, sebagai upaya edukasi akan pentingnya pendidikan usia dini.
“Sekitar 10 orang anak yang usianya 3–6 tahun dari Kampung Perahmatan ikut serta dalam program ini, yang juga turut melibatkan para orang tua dalam kegiatan pendampingan anak. Hal ini menjadi momen edukasi juga bagi para orang tua dalam memahami pentingnya pendidikan usia dini,” tutupnya.
Program ini mendapat sambutan positif dari warga. Banyak orang tua menyampaikan bahwa kehadiran PAUD Mini sangat membantu, terlebih karena keterbatasan mereka dalam menyediakan pendidikan prasekolah bagi anak-anak.
“Saya sangat senang anak saya bisa ikut belajar di PAUD Mini ini. Sekarang dia sudah mulai bisa menyebut huruf dan angka,” ungkap salah satu orang tua.
Meski bersifat sementara selama masa pelaksanaan KUKERTA, mahasiswa berharap program PAUD Mini dapat memicu kesadaran masyarakat dan pemerintah desa untuk menghadirkan lembaga pendidikan anak usia dini permanen di wilayah tersebut.
“Kami tahu waktu kami di sini terbatas, tapi kami ingin meninggalkan sesuatu yang berarti. Harapan kami, setelah KUKERTA selesai, masyarakat bersama aparat desa bisa melanjutkan inisiatif ini secara berkelanjutan,” ujar Ketua KUKERTA 55.
Dengan semangat pengabdian, mahasiswa KUKERTA UIN SMH Banten membuktikan bahwa kepedulian terhadap pendidikan, sekecil apa pun langkahnya, mampu membuka harapan baru bagi masa depan anak-anak, khususnya di daerah yang masih kekurangan akses pendidikan seperti Kampung Perahmatan.
Penulis: Arif dan Bila
Editor: Wahyu Kurniawan