
TEHERAN | PROGRESIFMEDIA.ID – CNBC Indonesia – Parlemen Iran menyetujui langkah untuk menangguhkan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), lembaga pengawas nuklir di bawah naungan PBB. Keputusan ini diambil setelah 12 hari konflik militer yang melibatkan serangan besar-besaran Israel dan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran, (25/6).
Ketua Parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, mengecam sikap IAEA yang dianggap tidak menunjukkan keberpihakan terhadap Iran dalam insiden tersebut.
“Badan Energi Atom Internasional, yang bahkan menolak untuk mengutuk secara marginal serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, telah melelang kredibilitas internasionalnya,” ujar Ghalibaf, seperti dikutip media pemerintah, dilansir dari AFP.
Ghalibaf juga menegaskan bahwa kerja sama dengan IAEA akan ditangguhkan hingga ada jaminan keamanan bagi instalasi nuklir Iran.
“Organisasi Energi Atom Iran akan menangguhkan kerja sama dengan IAEA hingga keamanan fasilitas nuklir Iran dijamin,” tegasnya.
Meski telah disetujui oleh parlemen, langkah tersebut masih menunggu keputusan dari Dewan Wali (Guardian Council), badan yang memiliki wewenang untuk mengesahkan atau memveto undang-undang di Republik Islam Iran.
Dalam pemungutan suara yang digelar di parlemen dengan 290 kursi, sebanyak 221 anggota mendukung, satu orang abstain, dan tidak ada suara yang menolak dari anggota yang hadir. Seusai pemungutan suara, suasana di ruang parlemen memanas, diiringi teriakan slogan anti-Amerika dan anti-Israel.
Serangan terhadap Iran dimulai pada 13 Juni 2025, ketika Israel meluncurkan kampanye pengeboman besar-besaran yang menargetkan situs-situs nuklir. Serangan ini menewaskan beberapa komandan militer dan ilmuwan nuklir Iran.
Tak lama kemudian, Amerika Serikat yang merupakan sekutu utama Israel, juga turut melakukan serangan udara terhadap sejumlah fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025), hanya dua hari sebelum kesepakatan gencatan senjata tercapai.
Target utama dalam serangan tersebut meliputi fasilitas nuklir di Fordow, Isfahan, dan Natanz – yang semuanya merupakan bagian penting dari infrastruktur pengayaan uranium milik Iran.
Artikel telah ditulis di CNBC Indonesia dengan judul: Tok! Parlemen Iran Sepakat Putus Hubungan dengan Badan Nuklir PBB