
DOHA | PROGRESIFMEDIA.ID – Ketegangan di Timur Tengah kian memanas setelah Iran meluncurkan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid, markas besar militer Amerika Serikat (AS) di Qatar, pada Minggu. Serangan ini merupakan balasan atas gempuran udara AS-Israel terhadap fasilitas nuklir Iran beberapa hari sebelumnya, (23/6).
Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa atau luka, insiden ini memicu kekhawatiran internasional akan eskalasi konflik antara Iran dan blok AS-Israel yang tengah terlibat dalam perang yang telah memasuki hari ke-12.
Respons dari Washington dan Teheran
Presiden AS Donald Trump menyebut serangan rudal Iran sebagai bentuk balasan yang lemah dan tidak efektif. Menurut Trump, sebanyak 14 rudal ditembakkan, tetapi seluruhnya berhasil ditangkis tanpa menyebabkan kerusakan berarti di pangkalan militer tersebut.
“Ini adalah respons yang sangat lemah, yang kami perkirakan, dan telah ditangkal dengan sangat efektif,” ujar Trump melalui platform Truth Social.
Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap Iran yang telah memberikan pemberitahuan lebih awal sebelum serangan berlangsung.
“Saya ingin berterima kasih kepada Iran karena telah memberi kami pemberitahuan lebih awal. Itu memungkinkan tidak ada nyawa yang hilang dan tidak ada yang terluka,” tulisnya.
“Yang terpenting, mereka telah mengeluarkan semuanya dari sistem mereka. Mudah-mudahan tidak akan ada lagi kebencian,” tambahnya.
Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan bahwa negaranya tidak akan tinggal diam atas segala bentuk agresi terhadap kedaulatan negaranya.
“Kami tidak menyerang siapa pun, dan kami tidak akan pernah menerima penyerangan oleh siapa pun. Ini adalah logika bangsa Iran,” tegas Khamenei dalam pernyataan resmi yang dikutip dari Reuters pada Senin (24/6).
IRAN BERI PERINGATAN SEBELUM PELUNCURAN
Sejumlah laporan menyebutkan bahwa Iran telah memberikan peringatan dini kepada pihak AS dan otoritas Qatar beberapa jam sebelum peluncuran rudal. Langkah tersebut dinilai menghindarkan terjadinya korban jiwa.
Namun, kendati ada peringatan tersebut, serangan tetap menuai kecaman dari negara-negara Arab, termasuk dari Qatar sendiri sebagai negara tempat pangkalan militer AS berada.
“Ada hubungan yang dalam antara kedua negara, Iran dan Qatar, namun serangan ini jelas menuntut pertemuan yang tulus dan sikap yang jelas,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, dalam konferensi pers. NEGARA NEGARA ARAB KECAM AKSI IRAN
NEGARA NEGARA ARAB KECAM AKSI IRAN
Selain Qatar, kecaman juga datang dari Bahrain, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kuwait, dan Irak yang menilai aksi Iran berisiko memperkeruh stabilitas kawasan yang sudah rapuh akibat konflik Israel-Iran yang berlangsung sejak 13 Juni 2025.
Serangan rudal Iran ini terjadi hanya beberapa hari setelah AS menjatuhkan bom seberat 13,6 ton ke salah satu fasilitas nuklir bawah tanah milik Iran, sebagai bagian dari operasi gabungan militer dengan Israel. Sejumlah target nuklir dan infrastruktur rudal balistik Iran telah digempur sejak konflik dimulai.
IRAN SIAP BALAS JIKA ADA SERANGAN LANJUTAN
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa negaranya siap untuk mengambil langkah balasan jika serangan dari pihak AS kembali terjadi.
“Iran siap merespons lagi jika ada tindakan lanjutan dari pihak Amerika,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran yang diunggah melalui kanal Telegram resminya.
DUNIA INTERNASIONAL WASPADA
Sejumlah pengamat menyatakan bahwa meskipun serangan Iran kali ini bersifat terbatas dan tanpa korban, potensi eskalasi tetap terbuka lebar. Ketegangan yang berlangsung di kawasan Teluk dapat dengan cepat menjalar menjadi konflik yang lebih luas jika tidak segera diredakan melalui jalur diplomatik.
Sumber: Reuters